Book Review: Anak Gembala yang Tidur Panjang di Akhir Zaman


Pemenang 2 Sayembara Novel DKJ 2018. Begitu tanda yang ada pada sampul Anak Gembala yang Tidur Panjang di Akhir Zaman. Sebuah gelar yang cukup bikin gentar waktu mau baca. Takut berat, takut njelimet, terlalu literasi. Tapi ternyata tidak terbukti loh segala takut-takut itu, malah langsung berhasil ambil hati saya. Karakter Rara Wilis langsung bikin simpatik di bab pertama.

Rara Wilis adalah nama dari Ratu Waria Semarang, yang berasal dari singkatan “Rasa Lara Waria Idaman Lelaki Iseng Semata”, yang menuju tobat. Tapi tobatnya masuk ke dalam Islam Ahmadiyah. Tunggu dulu. Kata “tapi” di sini bukan maksudnya menyalahkan alirannya ya. Saya baca-baca tentang Ahmadiyah, tapi tentang apa yang benar dan salah yah siapa saya untuk bilang.

“Tapi” disini maksudnya lebih ke tidak ada keselamatan kalau kita lihat dari konteks kehidupan bermasyarakatnya. Jadi waria tentu sudah ada persekusinya sendiri dari masyarakat, apalagi waria yang menjadi PSK. Lalu tobat dan menjadi Islam Ahmadiyah pun juga tidak tenang hidupnya.

Tapiiii…. Saya rasa inilah spesialnya karakter Rara Wilis ini. Sudah sedari ketika ia berprofesi sebagai waria PSK pun dia menjalani hidup dengan kasih. Iya, kalau bicara dosa, tidak memperlakukan dirinya sendiri dengan baik adalah salah. Tapi dia memperlakukan orang lain dengan adil. (Saya gak mau ngomongin dosa orang ah… wkwk)

Sampai pertengahan membaca, saya pikir ada dua cerita yang berjalan bersama. Cerita Rara Wilis dan cerita Pak Suko yang Ahmadiyah. Tiga kalau analogi babi lumpur dihitung juga. Tapi ternyata itu adalah alur maju mundur. Menarik banget sih, dan si babi lumpur hadir sebagai jembatan yang menganalogikan hidup Rara Wilis dulu dan sekarang, dan metamorfosisnya.

Btw, pernah nonton Ganggubai Kathiawadi? Karakternya mirip-mirip. Sama-sama siap belain rekannya, dan memang dianggap sebagai seorang pemimpin yang punya misi-misi baik dengan komunitas yang dianggap borok masyarakat. Di akhir cerita dapat bonus pula, ternyata Rara Wilis ini adalah cerita nyata.

Leave a comment