Book Review: My Rocket Queen oleh Salman Aristo


Jika dirangkum dalam 3 poin untuk menggambarkan My Rocket Queen:
1. Diksi
2. Rock
3. Novel remaja khas 80-an.

Kadang saya suka mikir yah, kenapa makin ke sini anak usia SMA-kuliah makin kecil-kecil, makin kurang melihat sekitar, dunianya makin sempit. Tapi bisa jadi saya aja yang salah lihat kolam. Sedangkan zaman dulu kayaknya lebih hidup, lebih liar, lebih garang, lebih berani menggugat dunia meskipun yang digugat ya dunianya sendiri sih. Nah, itu yang saya rasakan ketika baca My Rocket Queen.

Drugs, lagu rock, balapan liar, seks, keluarga yang hancur, orang tua yang terlalu mengatur adalah tema yang kerap muncul di cerita-cerita berlatar 80-an. Demikian My Rocket Queen. Ditambah dengan pembahasaan yang khas 80-an dan diksi yang kaya, buku ini bisa bikin nostalgia untuk kaum gen x dan millenials, dan bisa jadi pelajaran bahasa Indonesia buat umat gen z 🙂

Tapi bener deh, di era disrupsi internet kayak sekarang, bahasa Indonesia makin cetek ya. Angkatan sebelumnya kuat banget baca karya sastra (bacanya jangan pake nada Cinta yg lagi ngenyek Rangga, ya). Tulisan Chairil Anwar, puisi Arifin C. Noer, karya W. S. Rendra, dsb. Tapi saya mengkritik bukan hanya ke anak zaman sekarang kog. Bahkan di zaman saya SMA aja berat banget pas disuruh baca Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi. Kalau sekarang sudah tobat. Semua juga dibaca.

Omong-omong, habis ini cari semua lagu yang dituliskan di buku ini ah. Saatnya bongkar iTunes. Penasaran

Leave a comment